Dikala
orang – orang kaya bermewah dengan hartanya dan hidup senang tanpa ada
kekurangan materi sama sekali, ternyata disamping itu masih ada tetangga
ataupun saudara mereka yang masih membutuhkan perhatian dan bantuan dari orang
– orang yang berkecukupan. Tenang kah kita dan nyaman kah kita dengan kondisi
seperti itu? Tentu kita harus memperhatikan mereka pula. Apalagi sesama muslim
wajib untuk saling membantu. Karena salah satu ciri orang yang beriman adalah
orang yang bisa menyayangi saudara nya seperti menyayangi diri sendiri.
Mbah
marto adalah salah satu mustahik LMI Madiun yang selayaknya mendapat perhatian
kita sesama muslim tentunya. Sebagai kepedulian kita terhadap orang yang
sekiranya kurang beruntung dalam hidupnya. Mbah Marto adalah warga Kota Madiun
tepatnya di Jl.Pucang anom, Manisrejo, Madiun. Beliau
berumur sekitar 70 tahun dan dikarunia 8 anak yang salah satu anaknya mengalami
gangguan jiwa, sedangkan ke-7 anaknya sudah disibukkan dengan keluarganya
masing-masing sehingga kurang perhatian dengan kondisi orang tuanya. Mbah
Wiyono juga menjadi orang tua bagi cucunya yang berumur 3 tahun, sejak si anak
berumur 1 bulan orang tuanya sudah menitipkan anaknya ke Mbah Wiyono dengan
alasan akan bekerja ke kota besar. Sampai sekarang pun tidak ada kabar apapun
dari orangtuanya. Yang paling memprihatinkan,
waktu hari raya saja yang berkunjung ke rumah hanya beberapa anak saja dan
hanya sebentar.
Mbah
sumirah sang istri bersama dengan mbah marto membesarkan cucunya. Hanya
bermodal tekad dan semangat yang besar mereka bisa merawat sampai dengan dengan
sekarang ini. Mbah marto yang setiap harinya bekerja sebagai pemulung di
perumahan-perumahan mengambil kertas, kardus dan barang bekas lainnya. Hasil
dari memulungpun tidak seberapa, hanya cukup untuk makan setiap hari. Bahkan
untuk membelikan susu cucunya juga tidak ada. Minum teh setiap hari itu sudah
paling bagus. Biasanya ya hanya air putih dalam botol susu begitu dan begitu.
Tulang punggung keluarga
hanya Mbah Marto saja. Mbah sumirah istri tercinta sekarang mengalami katarak
yang sangat mempengaruhi aktifitas beliau. Masak setiap hari, menyapu dan
kegiatan rumah yang lainnya yang mengerjakan suami. Mbah sumirah sudah tidak
bisa melihat. Akhir – akhir ini katarak yang diderita semakin parah. Dua hari
yang lalu Mbah Marto datang ke kantor LMI untuk meminta bantuan biaya operasi
istrinya. Karena tidak ada biaya dan anak-anaknya tidak ada yang
memperdulikannya. Setelah itu kami dari LMI datang ke rumah beliau untuk
melihat keadaan Mbah Marto sekeluarga. Ternyata memang sangat memprihatinkan
keadaan beliau sekeluarga. Rumahnya sangat sederhana dengan ubin yang sudah
berantakan. Rumah hampir bisa dibilang tidak layak pakai karena memang
begitulah keadaan nya. Dapur berlantai tanah dengan perabot yang seadannya yang
serba kotor tidak terawat.Keadaan yang seperti itulah yang menggugah kami LMI untuk terus berusaha membantu keluarga Mbah Marto. Insyaallah kami LMI akan membantu mencarikan solusi untuk biaya mbah Sumirah operasi kataraknya. Setelah mencari surat rujukan dari puskesmas terdekat dan semua persyaratan administrasi untuk operasi katarak lengkap, minggu 6 Oktober kami akan mengantar mbah Sumirah operasi di RSUD Kota Madiun. Semoga semuanya diridhoi Allah SAW dan Mbah Sumirah diberikan kesembuhan sehingga bisa beraktifitas seperti semula. Maka dari itu wajib bagi kita untuk selalu bersyukur atas segala yang diberikan Allah kepada kita dan wajib pula kita membantu sesama manusia.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !