Minat Baca yang tinggi ditengah-tengah kesibukan menghafal
Menghafal bukan hal baru lagi
bagi ulum, david dan fahrur yang sudah lebih dari 1,5 tahun berada di pondok
tahfidz “Ummul Qur’an”. Berbeda dengan 7 santri lain yang tergolong baru
hitungan bulan nyantri di pondok tahfidz. Akan tetapi prestasi menghafal mereka
sungguh luar biasa. Misal saja si kembar Hasan & Husain, hafalannya sudah
mencapai 3 juz. David ihsan yang juga sudah hafal 4 juz serta yang paling
banyak hafalannya adalah Muh. Miftahul ulum yang sudah hafal 6 juz. Kemampuan
masing-masing anak untuk menghafal memang berbeda-beda. Dan 6 santri
diantaranya juga berusaha mengahafal dan rata-rata sudah 2 juz mereka hafal.
Saat ini ada 10 santri yang
masih tetep istiqomah nyantri di Pondok tahfidz “Ummul Qur’an”. 10 santri ini
antara lain muh. Miftahul ulum, david, fahrur, raka, helmi, effendi, hasan
Husain, tata, dan hanafi. Mereka mengaku
betah belajar dan menghafal disana. Apalagi sekarang perpustakaan yang dipindah
di pondok tahfidz, yang memang sebelumnya berada di kantor LMI Madiun. Dengan
perpustakaan yang ada disana, sekarang anak-anak lebih suka membaca. Yah ada
sisi positifnya juga, dengan begitu minat baca mereka semakin tinggi dan
otomatis pengetahuan merekapun juga bertambah.
Untuk rutinitas sehari hari
mereka sudah teratur dengan baik. Dari pagi sebelum adzan subuh berkumandang,
mereka sudah bangun dan sholat malam berjama’ah. Dilanjut sholat subuh dan
sedikit dzikir. Untuk antar jemput mereka pun juga sudah disediakan mobil
transportasi mereka. Ibadah-ibadah sunah
tidak ditinggalkan. Puasa sunah senin-kamis menjadi puasa wajib bagi
mereka terkecuali bagi yang sakit.. Tak jarang santri tahfidz juga memenuhi
undangan dalam acara doa bersama, tasyakuran atau bahkan aqiqoh di rumah
donatur LMI.
Semoga harapan kita bersama bisa segera
terwujud yaitu menjadikan anak-anak hafidz Al Qur’an dan dengan akhlak yang terdidik baik.
Selain menghafalkan Al Qur’an santri tahfidz juga disibukkan dengan kegiatan extra yaitu seni hadroh. Kegiatan yang sudah dimulai 2 bulan yang lalu ini merupakan kegiatan yang dimanfaatkan anak- anak untuk melepas penat mereka dalam menghafal. Seni hadroh yang dipandu oleh P’ Firdaus yang salah satu karyawan LMI ini menjadi salah satu icon atau simbol dari kreativitas para santri tahfidz dalam melestarikan kesenian islam.
Satu per satu anak memegang alat tabuh , dan 2 santri yang menjadi vocal yaitu david dan effendi. Lantunan solawat yang dibawakan anak-anak, merdu terdengar hingga tak jarang yang mendengar trenyuh dan berkaca-kaca. Harapannya Seni Hadroh khas anak-anak tahfidz dipersiapkan untuk layak tampil di depan masyarakat. Jadi akan semakin banyak kelebihan dan nilai plus yang mereka miliki selain menghafal juga ada seni hadroh yang mereka kuasai.
Santri -santri yang bermukim disana terlihat nyaman tinggal di rumah tahfidz. Kesibukan dan rutinitas mereka sudah menyatu dengan diri mereka, sehingga tanpa ad komando atau pengingat, sudah otomatis dikerjakan. Misalnya saja dimulai dari bangun pagi.Sebelum subuh mereka sudah bangun dan saling membangunkan santri lain. Adzan dan iqomah pun juga sudah runtut bergantian satu dengan yang lainnya. Kebiasaan ini ternyata juga terbawa dirumah mereka masing-masing ketika mereka mendapat giliran untuk pulang. Tak jarang orang tua mereka mengaku bahagia dengan perubahan putranya yang menjadi semakin baik. “Lebih banyak di rumah untuk mengaji dan menghafal daripada bermain diluar“ tutur salah seorang orang tua santri sambil mata beliau memerah dan berkaca-kaca.
Subhanallah sungguh besar pengaruh dan perubahan setelah berada di Pondok tahfidz. Berkah lain yang mereka dapatkan ialah santri tahfidz juga sering diundang kerumah donatur untuk doa bersama, tasyakuran, aqiqoh atau hanya sekedar berbagi rezeki pada mereka. Seni hadroh juga mereka dapatkan di pondok. Kesenian Islam yang dijadwalkan 2 kali dalam seminggu yaitu senin dan kamis jam 16.00 WIB dipandu oleh salah seorang karyawan LMI .Membuat kerajinan tangan juga sudah tersedia fasilitasnya. Tinggal mengasah kemampuan mereka saja. Bakat mereka yang masih murni perlu diarahkan agar kedepannya menjadi santri hafidz Qur’an yang berwawasan luas.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !