Cerita dan kisah yang kita angkat kali ini adalah cerita dan kisah tentang Oka. Bocah yatim piatu yang sekarang tinggal bersama neneknya di daerah banjarejo.Oka dia biasa dipanggil. Oka tinggal didaerah yang masih bisa dibilang pinggiran. Karena penduduk sekeliling masih banyak yang berprofesi sebagai petani. Rumah yang ditempati oka dan kakek nenek nya pun belum bias dikatakan nyaman. Melihat kondisi rumah, posisi yang paling depan adalah warung kecil yang digunakan nenek yono untuk berjualan setiap harinya. Kemudian tepat dibelakang nya adalah dapur yang juga terlihat tidak tertata dan terkesan kumuh. Dapur yang terlihat menghitam karena memang nenek Oka memasak masih dengan menggunakan kayu bakar. Walaupun ada kompor minyak, tapi beliau mengaku kesulitan membeli minyak tanah yang harganya relatif mahal. Kemudian posisi paling belakang adalah untuk kamar atau tempat istirahat. Disana juga tidak terlihat kasur/tempat tidur empuk untuk tidur. Hanya ada 2 buah “amben” dengan bantal dan tikar seadanya. Sungguh kehidupan yang sangat sederhana ditengah kesuksesan kota Madiun. Nenek Oka yang hanya berjualan minuman dan makanan kecil, serta snack-snack kecil untuk anak-anak, hasilnya tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Apalagi Oka masih duduk di bangku kelas 2 SMP. Dengan kondisi seperti ini terpaksa kakek Oka bekerja serabutan, walaupun kondisi fisiknya sudah tidak layak untuk bekerja berat.
Menurut cerita dari nenek Oka, Ayah Oka terkena sakit paru-paru sewaktu Oka masih dalam kandungan ibunya. Yang akhirnya meninggal karena memang sudah parah. Seiring kelahiran Oka, selang beberapa bulan, Ibu Oka juga meninggal dunia akibat menanggung beban pikiran dan tanpa terasa kandungan nya bermasalah. Dari kecil hingga sekarang, Oka diasuh oleh neneknya. Sudah dari kelas 1 SMP Oka menerima beasiswa dari LMI. Dan menurut penuturan dari nenek nya, uang itu dipergunakan untuk membayar kekurangan di sekolah. Sempat ada tawaran dari donatur untuk diasuh dan ikut tinggal bersama donatur, tetapi nenek dan kakek Oka tidak mengijinkan. “ Tak rawate dewe mbak,,gliyak-gliyak” Biar saya rawat sendiri mbak, walaupun susah payah.. begitu penuturan neneknya. Saya sudah cukup berterima kasih atas bantuan yang diberikan LMI kepada Oka. Semoga seluruh karyawan dan donatur LMI berkelimpahan barokah dari ALLAH SWT, begitu kiranya doa nenek Oka, tentu dengan mengunakan bahasa jawa yang sudah menjadi tradisi mereka.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !