SEDIKIT,,, MENURUT ANDA,,,,
SEGUNUNG,,,MENURUT
KAUM DHUAFA
Fenomena
mushola dan masjid banyak terdapat dimana-mana itu memang suatu kebanggaan yang
wajib kita syukuri. Tetapi disamping itu ternyata ada banyak hal yang patut diperhatikan
sebagai bahan renungan dan PR kita bersama, salah satunya adalah menghidupkkan mushola atau masjid. Memang
sulit untuk menyadarkan masyarakat untuk
aktif dan memperhatikan sekaligus meramaikan masjid, tetapi semua tergantung bagaimana
kita menyiasatinya. Apalagi di desa-desa yang
pengetahuan keagamaanya kurang ataupun di desa-desa terpencil yang
jarang tersentuh oleh masyarakat lain. Hal tersebut tidak boleh terus kita
abaikan. Sebagai umat muslim harus saling mendukung dalam semua kebaikan.
Salah
satu tempat yang sekarang terjangkit hal tersebut adalah di Desa Klepu,
Kecamatan Soko, Kabupaten Ponorogo. Desa Klepu adalah desa terpencil yang
terdapat di daerah pegunungan Ponorogo. Jalan yang penuh liku-liku dan tanjakan
itulah yang warga Klepu lewati setiap hari, tidak layaknya orang kota yang
menginjak tanah saja hampir tidak pernah, bahkan mobil-mobil mereka jarang
terkena debu. Jika kita lihat di Desa Klepu, debu, jalan penuh batu, jalan
becek dan jarak jauh yang harus sering ditempuh dengan jalan kaki itu sudah rutinitas
sehari-hari. Walaupun begitu mereka tidak mengeluh. Semangat untuk menghidupi
keluarga dan terus bertahan hidup adalah motivasi terbesar bagi bapak-bapak
untuk bekerja. Umat islam memnag dituntut untuk selalu berusaha keras dalam hal
apapun.
Desa
yang memiliki jumlah penduduk yang lumayan banyak ini sebanding dengan jumlah
masjid dan mushola yang ada. Dalam satu desa mereka memiliki 16 mushola dan
masjid. Walaupun tidak semuanya bisa dibilang layak pakai. Ya maklum lah orang
desa dengan penghasilan yang BIASA dan harus membangun masjid yang LUARBIASA
itu sangat sulit bagi mereka. Masjid yang adapun menurut mereka sudah
LUARBIASA. Apalagi jika disuruh untuk
aktif di masjid,,,sangat sulit dan membutuhkan perjuangan yang besar untuk
membujuk masyarakat. Takmir masjid desa yang biasanya terus memberikan motivasi
kepada warga. Dari mushola ke mushola dari rumah ke rumah menyusuri jalan
berdebu dan sungai yang curam dilewati demi keberlangsungan kegiatan keagamaan
disana. Kadang makian dan gunjingan yang mereka terima, tetapi mereka
menganggap ini adalah suatu awal yang kelak pasti akan membawa perubahan yang
luarbiasa. Subhanallah.....padahal jika di kota hanya dengan leaflet, pamflet,
sms dan spanduk semua informasi bisa disebarkan. Begitu mudahnya dalam
berkomunikasi sehingga tidak jarang semua itu juga sering diabaikan.
Penduduk
desa Klepu bermata pencaharian sebagai petani dan peternak ayam ataupun
kambing, tetapi bukan dalam skala besar, hanya sebagai peliharaan ala kadarnya
saja. Karena sementara ini hanya itu
yang bisa mereka lakukan. Perjalanan LMI Madiun sampai ke daerah desa Klepu
melihat keadaan masyarakat disana sangat mampu memberikan motivasi LMI untuk
bisa membantu. Tentunya juga dengan bantuan dan dukungan dari semua pihak agar tujuan LMI bisa
terwujud demi menambah kesejahteraan saudara-saudara kita. Sebenarnya perlu
adanya pemberdayaan SDM dan SDA yang ada, tetapi sampai sekarang pun juga masih
belum ada orang ataupun lembaga yang terjun kesana untuk melakukan kegiatan
ini. Biasanya relawan setempat mengadakan program santunan silang, yang mana
orang-orang yang mampu memberikan bantuan kepada mereka yang kurang mampu di
daerahnya. Tetapi hal tersebut tidak lah mendidik dan membuat warga jadi kurang
mandiri.
Ada beberapa kegiatan
keagamaan yang biasanya dilaksanakan oleh warga. Salah satu mushola yang di kunjungi
LMI Madiun adalah Mushola An Nur. Kegiatan keagamaan yang sering dilaksanakan
di mushola meliputi perayaan hari besar islam dan TPA bagi anak-anak. Tetapi
jika membahas masalah Hari Raya Kurban, mushola jarang mengadakan penyembelihan
hewan kurban. Mengingat keadaan ekonomi yang memang tidak memugkinkan bagi
mereka untuk berkurban. Kalaupun ada yang berkurban dan sumbangan daerah lain yang tidak seberapa
banyak, masyarakat hanya memperoleh sekitar 2 ons daging. Sungguh keadaan yang
menyedihkan. Disisi lain umat islam ada yang berlimpah harta. Untuk makan
daging setiap hari adalah suatu hal yang mudah untuk mereka. Sedangkan
masyarakat desa makan daging saja harus menunggu jika ada yang berkurban tiap
tahunnya. Maka dari itu, takmir masjid sering merasa sedih jika terjadi hal
yang demikian. Pantaskah jika muslim kaya membiarkan hal ini berlarut-larut?
Segeralah menoleh ke belakang kepada
mereka yang membutuhkan bantuan anda. Sedikit bantuan dari anda, sangat berarti
bagi mereka
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !